INSPIRASI MUSIK TRADISI BAGI EPI MARTISON

 

Inspirasi Musik Tradisi Bagi Epi Martison

Kedekatan dirinya dengan music-musik tradisi Indonesia membuat dia menjadi “liar”, untuk terus menggali dan mencipta warna music baru dalam setiap karya music tari yang ia ciptakan. Terkesan aneh dan janggal bila kita mendengar warna music yang ia miliki. Akan tetapi itulah Epi Martison. Dengan pilihan warna music yang ia lahirkan walau sedikit nyeleneh, namun tidak sedikit karya-karya music tarinya menghantar banyak koreografer-koreografer Indonesia ke puncak prestasi. Salah satunya adalah Koreografer Minang kontemporer Boi G. Sakti.  Dengan cara itu pula, kini Epi Martison telah memiliki ciri khas tersendiri dan banyak dipercaya untuk menakhodai music-musik tari serta membina kelompok-kelompok music tradisi  baik di Jakarta maupun berbagai daerah di Indonesia.

Epi Martison lahir di Baserah Riau, 31 Maret 1963. Dari keluarga H. Ahmad Rudi dan Hj. Nuraini. Ia adalah anak tertua dari enam bersaudara. Pada tahun 1975 Epi Martison belajar menari dengan etek Rosmilah, seorang guru tari Melayu di Sekolah Dasar 01 di teluk Kuantan Riau. Satu tahun kemudian tepatnya pada tahun 1976, ia mulai belajar music-musik tradisi seperti, Calempong Onom, Gondang Baroguang dan Kotuak-Kotuak, bersama Tino Entok almarhum, seorang seniman music tradisi kayo rajo di Baserah Riau.

Selama rentang waktu perkenalan dirinya dengan berbagai music dan tari tradisi melayu, meyakinkannya untuk terus mempelajari serta memperdalam disiplin ilmu seni tradsi yang ia pelajari sejak masih berada di kampong halaman Teluk Kuantan Riau.

Waktu terus berjalan, tahun silih berganti. Berbekal ilmu music dan tari yang ia kuasai, menggiring niat Epi Martison untuk melanjutkan studi seni di salah satu perguruan tinggi seni di Sumatera Barat. Pada tahun 1982, ia melanjutkan studi seninya di Akademi Seni Kerawitan Indonesia (ASKI), di Kota Padang Panjang. 

Selama menjalankan studinya di ASKI Padang Panjang, kemampuan menari dan bermain music Epi Martison semakin terasah. Keikut sertaan dirinya dalam berbagai kegiatan kampus, menambah kepercayaan dirinya bahwa dunia seni yang ia tekuni, mulai membuahkan hasil. Hal itu ia buktikan dengan berbagai prestasi, baik dalam mencipta tari maupun karya music. Berkat kegigihan dirinya, pada tahun 1985, ia menamatkan studinya di Akademi Seni Kerawitan Indonesia (ASKI) Padang Panjang. Sebagai seorang sarjana tari.

Gelar kesarjaann yang telah ia raih, tak manjadikan Epi Martison berpuas diri. Ia terus melanjutkan pertualangannya dalam menggali dunia seni tradisi music dan tari di berbagai pesolok Nusantara. Tak sedikit karya tari dan music yang ia ciptakan merupakan hasil dari perenungan dan pendalaman dirinya dalam mempelajari setiap music dan tari dari berbagai budaya tradisi di Indonesia.

Sampai saat ini puluhan karya tari telah ia ciptakan seperti, Titian Ilahi, Ritus Diri, Mangoji, Mararua, Pacu Jalur, Jalur Kuansing, Sombah Cerano, Bajambar, Surak Rang Kuantan, Parahu baghanduang, Olang-Olang Putui, Sutan Nangaang, Nur Ilahi, Lu Gue, Adat Rimba, Ritus Pohon Ritus Tergerus Rakus, dll. Di samping itu pula, ratusan music tari yang telah ia ciptakan untuk koreografer-koreografer hampir di seluruh pelosok Nusantara.

Pengalaman mengajar  selama kurun waktu satu tahun 1985-1986 di Sandratasik Universitas Islam Riau (UIR) untuk mata kuliah Koreografi, membuat Epi Martison kembali tersentuh untuk memberikan perhatiannya pada seni budaya tradisi. Saat itu ia berfikir untuk kembali turun ke “jalan” dalam mengusung seni budaya tradisi lebih maju lagi. Ia tidak mau dunia seni budaya hanya sebagai pelengkap. Ia ingin dunia seni itu dapat mewakili kegelisahan dirinya, ber-inovasi dalam berbagai ungkapan karya untuk berbagai peristiwa.

Pada tahun 1986, ia memutuskan meninggalkan jabatan Dosen dan tanah kelahirannya untuk mencoba mengadu nasib keberuntungannya di kota metropolitan Jakarta. Mulai saat itulah ia mulai bergelut dengan berbagai pasang surut kehidupan yang ia rasakan. Tak terkecuali dunia seni music dan tari. Ia terus memupuk konsistenitas dirinya untuk terus memperkaya pengalaman berkesenian yang memang telah menjadi ihktiar dirinya sejak menggeluti dunia ini.

Dalam kurun waktu pasang surut kehidupan yang ia rasakan, music tradisi terus menginspirasi dirinya untuk selalu bergerak maju. Berbagai upaya ia lakukan, seperti berkarya mencipta music dan tari  hingga mendirikan kelompok-kelompok seni bersama teman-teman senasib saat itu.

Sanggar Bagurau yang ia dirikannya bersama M.Ikhlas (Cilay), seorang putra seniman tari wanita Minangkabau Hoeriah Adam (alm), merupakan bukti kecintaannya akan budaya tradisi. Walau sanggar tersebut tidak bertahan lama, akan tetapi Epi Martison terus melangkah maju melanjutkan misinya dalam dunia seni music dan tari.

Dunia music tradisi yang selalu menginpirasi, mengantarkan Epi Martison untuk dapat melanglang buana ke berbagai Negara di dunia. Sebuah perjuangan panjang yang tentu menuntut sebuah konsistenitas diri yang tidak main-main. Kepercayaan yang diberikan oleh seniman-seniman besar Indonesia dalam mencipta music, menjadikan Epi Martison seorang yang masuk kategori penata music disegani di ranah music dan tari Indonesia.

Hingga kini, Epi Martison yang dulunya dianggap sebagai seorang anak kampung Kuantan Singingi Riau, yang ditempa oleh seni budaya tradisi, kini menjadi seorang professional, yang telah merubah berbagai music tradisi ke dalam bentuk ungkapan baru sekaligus memperkaya khasanah musik tradisi maupun kontemporer Indonesia. Dengan prestasi itu, baru-baru ini, Epi Martison dipercaya sebagai music director pada perhelatan akbar Borobudur Writers Cultural Festival 2020.

“Musik tari adalah milik orang tari. Tari tanpa music taka da artinya. Sangat naïf bagi orang tari tak ngerti musik. Karena music tak bisa dipisahkan dengan tari dan tari tanpa music tak berarti apa-apa. Makanya saya merasa perlu mendakami sedalam-dalamnya music itu. Music itu sangat penting, karena music itu roh dan jiwa raga tari”, begitu ungkap Epi Martison.

 

Sumber : Instagram Epi Martison

Penulis : Benny Krisnawardi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIODATA SINGKAT BENNY KRISNAWARDI

HOERIAH ADAM TOKOH TARI MINANGKABAU